Biografi

Nama         : Arnoldus Palamba

NPM         : 21413393

Kelas        : 1IC02

 

Nama saya adalah Anoldus Palamba, saya dilahirkan di Toraja pada tanggal 15 januari 1995. Saya terlahir dari keluarga yang sederhana, ayah dan ibu saya adalah seorang PNS. Saya adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara, saya satu-satunya anak laki-laki namun saya bangga mempunyai mempunyai saudara seperti mereka. Sejak kecil kami sudah sangat terbiasa hidup sederhana. Dulunya hanya ayah saya bekerja, dia bekerja smp Katolik di Toraja tepatnya di Rantepao. Kebetulan pada saat itu SD saya selokasi dengan smp Katolik, jadi saya bisa pulang sekolah bersama dengan ayah tentunya saya harus menunggu ayah saya hingga pulang lalu bisa pulang bersama. Namun saya tidak sendirian, saya juga mempunyai teman saya yang ayahnya juga bekerja di smp Katolik tersebut, jadi kami biasa menghabiskan waktu bermain sambil menunggu ayah kami selesai bekerja. Pada saat itu ayah saya belum mempunyai kendaraan bermotor, ayah saya hanya mempunyai sebuah sepeda itu pun sepeda yang dibelinya dari siswanya. Namun sepeda itu sangat berguna, saya biasa digandeng bila pula sekolah, kadang juga saya pulang sendiri berjalan kaki yang jaraknya cukup jauh yaitu 1.5 km. Saya tak pernah mengeluh walaupun harus pulang dengan berjalan kaki karna biasa saya pulang dengan teman-teman saya.

Pada waktu saya kelas 4 SD, saya mengalami kecelakaan. Saya ditabrak seorang pemuda yang ugal-ugalan membawa motor. Namun itu semua adalah salah saya, saya tidak mendengarkan nasehat orang tua. Sebenarnya sebelum saya kecelakaan saya sudah dinasehati oleh ibu saya untuk tidak keluar bermain. Namun saya malah membandel, saya tetap pergi keluar untuk bermain. Tak lama setelah itu saya tertabrak sepeda motor, untungnya ada seorang tukang bentor yang membawa saya ke rumah sakit. Saya tidak mengingat sedikit pun kejadianya. Pada saat sadar, saya hanya bisa melihat ibu saya yang menangis melihat saya. Saya mempunyai luka yang sangat parah. Pipih saya robek bahkan harus dijahit luar dalam, kaki saya jg robek dan harus di jahit, saya juga hampir saja buta karna pelipis saya jg robek hanya berjarak 3 mm dari mata saya. Saya sempat dirawat 3 minggu di rumah sakit. Disitu saya mulai sadar bahwa nasehat orang tua itu sangat penting. Tak selang beberapa bulan setelah saya kecelakaan, kakak saya (anak kedua) mengalami depresi bahkan dia tak melanjutkan sekolahnya dan harus menganggur beberapa tahun. kejadian itu membuat kedua orang tua saya sangat terpukul. Disitu juga kebahagian dalam keluargaku mulai memudar.

Saya lulus SD pada tahun 2007, saya kemudian mencoba mendaftar ke SMPN 1 RANTEPAO, yang pada saat itu menjadi smp yang sangat difavoritkan. Awalnya saya dan teman-teman saya mengambil formulir pendaftaran . kemudian saya pulang kerumah untuk meminta uang kepada orang tua saya, namun pada saat itu kebetulan orang tua saya tidak mempunyai uang. Saya sangat kecewa bahkan saya sempat mengancam tidak akan sekolah lagi. Besoknya akhirnya saya diberi uang untuk membeli formulir tersebut. Pada saat tes saya merasa kurang yakin bisa lulus pada tes tersebut. Pada saat pengumuman akhirnya saya bisa lulus disitu saya sangat senang.

Di smp saya mempunyai banyak teman, mungkin masa smp adalah masa yang paling indah buat saya. Di smp saya tidak pernah mempedulikan nilai, yang saya pikirkan hanyalah bisa bertemu dengan teman-teman kelas saya. Bahkan pr dari sekolah saja, ayah saya yang mengerjakannya. Di smp saya mulai menggemari permainan sepak bola, dulunya saya hanya ikut-ikutan bermain tapi lama-kelamaan saya mulai menyukainya. Dan yang paling menggembirakan buat saya adalah menikatnya daya tahan tubuh saya, dulunya saya sering sekali terkena penyakit khususnya bronkitis tapi selama saya hobby bermain bola, sampai sekarang saya tak pernah lagi terserang penyakit bronkitis. Saya juga sangat senang bermain playstation, bahkan tiap pulang sekolah saya selalu bermain ps bersama teman saya. Masa smp saya adalah masa dimana saya menghabiskan waktu untuk bermain.

Saya tamat smp pada tahun 2010, dan saya mencoba mendaftar pada sma negeri 2 Rantepao. Pada pelaksanaan tes saya yakin bisa lulus di sma tersebut, namun kenyataannya saya tidak lulus. Hasil tersebut menbuat saya sangat kecewa sebab teman saya yang pada saat itu mengikuti tes bersama saya menyontek pekerjaan saya, dan dia lulus. Kemudian saya mendaftar di sma swasta dan saya diterima. Namun 2 hari setelah pengumuman, bibi saya yang berkerja di sman 2 Rantepao menelfon dan mengatakan bahwa saya masih bisa diterima. Saya diterima melalui siswa bebas tes ( non akademik ) saya tahu bahwa itu curang namun saya juga tahu bahwa hanya berapa % saja yang lulus murni di sma tersebut. Di sma saya mulai sadar akan masa depan saya, dan saya mulai belajar dengan giat. Saya tidak mau dianggap bodoh, saya ingin membuktikan bahwa saya bisa menjadi orang berhasil. Namun hobby saya tetap saya geluti, saya 4 kali mengikuti turnament futsal mewakili nama sekolah.

Saya tamat sma pada tahun 2013, di sini masa depan saya akan ditentukan. Saya tidak lulus SNPTN dan SBMPTN, dan saya terima itu sebab saya tahu kemampuan saya. saya kemudian diajak Paman untuk melanjutkan studi di Jakarta, awalnya saya tidak mau namun setelah saya pertimbangkan alangkah baiknya jika saya melanjutkanya di Jakarta. Saya tidak mempunyai persiapan pada saat ke Jakarta karna pemesanan tiket begitu mendadak. Bahkan saya berangkat bersama tetangga saya. dan pada saat saya tiba di Jakarta, lagi lagi saya harus sendiri, Paman saya tidak bisa untuk menjemput saya di bandara karna berhalangan.

Dulunya sebelum datang ke sini, saya mengira semuanya akan lebih baik. Namun keyataannya berbeda, saya mereasakan yang tak pernah saya rasakan sebelumnya. saya hidup dalam kesepian, saya tak pernah lagi merasakan kasih sayang dari orang tua bahkan saya memulai dari nol lagi. Di sini saya dituntu untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab pada diri sendiri. Saya mendaftar di UNIVERSITAS GUNADARMA dan syukurlah saya diterima pada jurusan Teknik Mesin. Dulunya saya tak menyangka saya akan mengambil teknik mesin. Saya berminatnya pada jurusan Teknik Pertambangan dan Teknik Sipil. Tapi sayangnya di Gunadarma tak memilik jurusan Teknik Pertambangan, dan sialnya lagi saya tak bisa mengambil jurusan Teknik Sipil di gunadarma karena jurusan teknik sipil hanya khusus undangan. Tapi saya harus menjalani semua ini, saya akan bekerja keras hingga tujuan saya dapat tercapai nantinya. Saya ingin hidup dengan hasil keringat saya sendiri dn tidak berharap pada orang lain. Selain itu saya ingin membanggakan kedua orang tua ku. Dan saya berharap semuanya akan berjalan sejalan dengan jalan Tuhan.

Tinggalkan komentar