Cara Kerja Elevator

CARA KERJA ELEVATOR/LIFT

Pada sistem geared atau gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi gedung dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counterweight). Bobot kereta dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan counterweight bergerak sepanjang rel yang vertikal agar mereka tidak berayun-ayun.

Mesin Lift “Gearless”

Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas ruang luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multi-wire untuk menghubungkan ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai “kabel bergerak (traveling cable)”.

Jalur Lift (Hoistway) dan ruang mesin di atasnya

Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan dengan poros motor melalui gigi-gigi di kotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi poros motor menjadi kecepatan drive-sheave rendah. Mesin gearless memiliki motor kecepatan rendah dan puli katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros motor.

Sistem pergerakan Elevator/Lift dengan Gearless

Pada sistem hidrolik (terutama digunakan pada instalasi di gedung rendah, dengan kecepatan kereta menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta turun saat oli kembali ke tangki oli.

Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau roped (piston terikat ke kereta melalui rope). Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan yang dilakukan oleh pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu melakukan pekerjaan (energi potensial). Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan, energi potensial digunakan habis dan siklus energi menjadi lengkap sudah. Gerakan naik dan turun kereta elevator dikendalikan oleh katup hidrolik.

Mengagamakan Pancasila?

Agama merupakan pandangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari, termasuk hidup berorganisasi. Pancasila juga merupakan pedoman dalam semua segi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Apakah itu tidak berarti meng-agama-kan Pancasila?

Pancasila adalah ideologi. sedangkan agama adalah kepercayaan/keyakinan.

Pancasila adalah sumber dari segala gagasan mengenai wujud masyarakat, yang menjamin kesentosaan dan memberikan kesejahteraan lahir dan batin. Pancasila dipergunakan sebagai pegangan hidup bangsa, penjelmaan falsafah hidup bangsa dalam pelaksanaan hidup sehari-hari. Semua tingkah laku dan tindak/perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila pancasila.

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu, secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).

Sedangkan Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran, Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.

Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar

Pancasila dan agama memang secara garis besar memiliki kesamaan, yaitu keduanya merupakan pedoman dalam kehidupan. Tetapi secara khusus Pedoman kehidupan dalam agama berbeda dengan Pedoman dalam pancasila, Berbeda dalam sudut pandangnya. Dalam agama pandangan dan pedoman hidup dilihat dari sudut kehidupan sehari-hari kita kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai sang pencipta, sedangkan Pancasila sebagai pedoman dalam semua segi kehidupan yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam suatu Negara, namun tetap tidak menyimpang dengan norma-norma agama. Jadi dapat dikatakan agama sebagai pedoman dan pandangan hidup itu bersumber pada Tuhan Yang Maha Esa dan lebih mengarah kearah sebagai pondasi manusia dalam melakukan suatu perbuatan dan disini kita sebagai Umat yang menganut agama. Sedangkan Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara itu bersumber pada negara dan hukum Negara yang berlaku, pancasila dibentuk sebagai pegangan kehidupan bangsa, wujud falsafah bangsa dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari, disini kita sebagai warga Negara. Namun Pancasila dan agama memang tidak dapat dipisahkan tetapi memiliki sudut pandang yang berbeda dan tidak dapat disamakan.

Ini berarti antara Pancasila dan Agama sangat berbeda . walaupun keduanya menjadi pegangan hidup bangsa Indonesia. Agama adalah hubungan kita manusia dengan sang pencipta, sedangkan pancasila hubungan seorang warga Negara dengan Negara dan lingkungan sosialnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://kariinkaroon.blogspot.com/2010/11/mengagamakan-pancasila_07.html

http://ananda-nando.blogspot.com/2011/10/mengagamakan-pancasila.html

http://v17a3.wordpress.com/2011/05/07/mengagamakan-pancasila/